11/06/2010

Benci Jadi Teman

Cerita ini di mulai ketika saya masuk ke Universitas Pendidikan Indonesia, saat kita jadi mahasiswa baru di kampus ini biasanya ada acara yang di sebut MIMOSA atau sama saja dengan ospek yang diadakah oleh BEM REMA UPI. Di sini merupakan masa transisi yang sangat luar biasa, karena untuk pertama kalinya saya menuntut ilmu keluar dari daerah saya dan bertemu dengan teman-teman dari daerah lain yang dilatari oleh budaya dan kebiasaan yang berbeda-beda.
Saya merupakan orang yang membutuhkan waktu lebih untuk beradaptasi dengan orang lain maupun lingkungan yang baru dan tidak terkecuali di kampus ini. Tapi Alhamdulillah saya dipertemukan dengan orang-orang yang mau membimbing dan sabar mengajarkan sesuatu. Di kampus ini ada acara yang di sebut MIMOSA sebagai upaya dari BEM REMA UPI untuk memperkenalkan tentang kampus ini dan mengakrabkan kita dengan teman-teman yang lain yang tidak hanya satu jurusan saja.  Akhirnya saya pun berada dengan sebuah kelompok MIMOSA yang di tentukan oleh panitia yang terdiri dari berbagai jurusan yang ada di kampus ini, yang saya ingat teman jurusan sekelompoknya dari Sejarah, Bahasa Inggris, Manajemen, Kimia dan saya sendiri Jurusan Ilmu Komputer dan yang jurusan yang lainnya saya lupa karena kurang lebih sudah tiga tahun yang lalu kejadiannya.
Saat itulah saya di kelompokkan dengan orang yang pada awalnya saya benci. Kenapa saya benci dia? Karena saya orang yang pendiam dan susah beradaptasi jadi saat bersama orang yang banyak omong dan sok mimpin makanya saya tidak suka. Tetapi ternyata dia pun membenci saya karena sikap saya yang dingin dan pendiam. Dan saat kelompok kita di tugaskan membuat tong sampah saya hanya diam saja di saat teman-teman yang lain mengeluarkan pendapatnya untuk membuat tong sampah.
Setelah MIMOSA berakhir kita pun tidak pernah bertemu kembali sampai pada saat itu. Ya tanggal 12 Mei 2008 saat saya akan pergi ke Jakarta bersama rombongan, kita ke jakarta bukan untuk wisata ataupun keperluan akademik akan tetapi kita ke Jakarta untuk aksi demonstrasi menentang kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM dan mahasiswa meminta realisasi TUGU RAKYAT (Tujuh Gugatan Rakyat) dan ini merupakan aksi pertama saya dan  momentum yang akan merubah pemikiran dan pergerakan saya sebagai mahasiswa.
Kita kumpul untuk aksi jam 2 pagi, akan tetapi berangkat jam 4.30an, saat berangkat rombongan berhenti dulu di pemberhentian jalan tol untuk melaksanakan shalat shubuh. Di kegelapan shubuh saya melihat sosok yang tidak asing lagi yang sedang duduk dan saya berani untuk menyapanya, ternyata sosok itu adalah teman saya di kelomok MIMOSA dan seseorang yang saya tidak suka. Saya pun berani menyapanya dan kalau tidak salah percakapannya seperti ini.
Assalamualaikum. Kamu ini ya?  “tanya saya sambil menyebutkan nama dia”
Waalaikum salam, iya “jawab teman saya”
Masing inget saya ga? “tanya saya lagi”
Siapa ya, lupa “jawab teman saya lagi”
Kita ini pernah sekelompok waktu MIMOSA “jawaba saya dan sambil menyebutkan nama saya”
Dan akhrinya dia pun inget saya lagi, dan setelah percakapan yang singkat itu kita pun naik mobil kembali untuk berangkat ke Jakarta. Dan setelah aksi di Jakarta saya tidak melihat dia, mungkin karena dia aksi bersama teman sejurusannya dan saya pun aksi bersama teman saya.
Setelah aksi pertama itu saya pun mengikuti sebuah organisasi FRONTLINE yang berada di bawah Dept. Sospol BEM REMA UPI, sebuah organisasi yang bergerak untuk mengkaji kebijakan pemerintah dan menjadi garis depan dalam aksi mahasiswa khususnya di kampus. Sebenarnya FRONTLINE ini terinspirasi dari kampus-kampus yang lain seperti UI, UNJ, ITB yang mempunyai sebuah organisasi seperti FRONTLINE.
Saat pendaftaran FRONTLINE ternyata teman saya pun daftar juga dan kita mengikuti tes bersama-sama. Akhirnya kita pun diterima menjadi anggota FRONTLINE, saya di amanahi di bagian simpul masa dan teman saya di amanahi di logistik. Sejak saat itu kita sering bertemu dan mulai saling berinteraksi satu sama lain, mungkin karena tuntutan dari organisasi juga.
Di sini kita mulai memahami perbedaan masing-masing dari awalnya kita saling membenci ternyata setelah bekerja sama kita pun mulai bersinergi. Dan satu lagi yang membuat kita dekat adalah kita dipertemukan dalam satu kelompok pengajian yang sama, pada awalnya teman saya mempunyai kelompok pengajian yang berbeda. Akan tetapi karena kelompoknya kurang berjalan dan gurunya pun sering tidak hadir makanya dia di masukkan satu kelompok dengan saya.
Ya sejak saat itu kita menjadi teman baik walaupun pada awalnya kita saling membenci karena perbedaan sifat di antara kita. Walaupun kadang-kadang kita bertengkar tapi semoga itu hanyalah sebuah bumbu persahabatan dan menjadikan kita lebih menghargai tentang perbedaan. Sahabatku terkadang engkau membuatku marah dengan tingkah lakumu dan terkadang engkau pun marah dengan tingkah lakuku, tetapi justru itulah yang menguatkan persahabatan kita.
Hikmah
Janganlah kalian membenci hanya karena dia berbeda karakter dengan kita, boleh jadi orang yang kita benci itu justru menjadi sahabat yang paling setia di kemudian hari.
Dalam sebuah persahabatan pertengkaran pasti terjadi dan di sinilah kita harus bijak dalam menyikapinya dan itu hanyalah sebagai bumbu persahabatan yang akan menjadikan persahabatan ini terasa lebih enak.
Cintai dan bencilah sesuatu karena Allah, cintai dan bencilah seseorang itu karena kelakuannya dan bukan orangnya.

0 komentar:

Post a Comment

 

My Blog List

Followers

Recommended Gadget

  • ads
  • ads
  • ads
  • ads

GAME GADGET Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal