12/10/2011

Yang Lucu dan Jenaka dari Idiom Indonesia

“Ibu guru, ijin mau ke belakang…” kata seorang murid kepada gurunya. Sang guru tidak perlu berpikir atau bertanya apa yang akan dicari muridnya di belakang. Atau kita pernah bertanya kepada seorang petugas kebersihan dimana letaknya kamar kecil. Dia akan segera menangkap maksud kita, dan menunjukkan arah nya.
Inilah bentuk-bentuk idiomatis yang juga dimiliki oleh bahasa-bahasa lain, namun kalau kita mau meninjau sejenak, maka akan terlihat betapa kayanya (dan jenakanya) ekspresi idiom-idiom dalam bahasa Indonesia.
Kembali ke soal kamar kecil, kita juga mengenal idiom buang air kecil, buang air besar, buang anginkarena masuk anginDan bilamana seseorang merasa kesal dengan kita maka dia akan buang muka. Semuanya tidak ada kaitannya dengan pekerjaan membuang.
”Saya minta salah satu dari anda maju ke depan”,kata seorang pesulap. Pernahkah terpikir oleh kita kenapa kita menggunakan kata ’salah’ untuk menyatakan ’satu dari’ ( one of ). Mungkin tidak, karena sudah terbiasa dengan ungkapan itu. Karenanya untuk menyatakan two of you ‘terpaksa’ menjadi ‘salah dua’ meskipun akan menimbulkan gelak tawa karena artinya menjadi ambiguous. Namun inilah keunikan idiom bahasa kita yang bisa dilihat pada contoh-contoh lain dibawah ini.
Ada kata-kata dasar yang sebetulnya cukup terhormat, namun setelah diberi imbuhan awalan (prefiks) atau digabungkan sebagai kata majemuk dan menjadi idiom, dia benar-benar memberi konotasi negatif.
Misalnya :

  • Jangan suka menghakimi orang lain yang belum kita kenal.

  • Saya muak dengan sifatnya yang suka menggurui itu.

  • Di pengadilan terbukti bahwa dialah yang mendalangi pembunuhan itu.

  • Wanita itu memilih untuk bercerai daripada dimadu oleh suaminya.

  • Polisi berhasil menangkap pelaku yang menggagahi gadis bisu tuli itu.

  • Lelaki paruh baya yang ditangkap itu dicurigai sebagai kaki tangan musuh.

Tapi apa lacur ’hakim,guru,dalang,madu,gagah,kaki dan tangan’ tidak bisa protes lagi, karena idiom ini sudah terpatenkan dalam pemakaiannya di masyarakat.
Saya juga tertarik dengan pemakaian idiom tukang. Kita semua tahu ’tukang’ sejatinya bermakna orang yang mempunyai kecakapan dalam suatu pekerjaan tangan, seperti : tukang kayu, tukang batu, tukang besi, tukang jahit, tukang patri. Namun ternyata penggunaannya meluas bahkan kepada hal-hal yang negatif. Ada tukang beca, tukang cukur, tukang pos, tukang sulap, tukang sampah, tukang koran, tukang pos, tukang pijit dan untuk yang berkonotasi negatif ada : tukang pukul, tukang tadah, tukang copet, tukang tipu, tukang catut. Wah alangkah kreatifnya pemakaian idiom tukang ini.
Idiom unik lainnya adalah kata meninggal dan terserah. Mendengar kata-kata ini terasa sepertinya ada yang kurang. Meninggal atau meninggal dunia mungkin dahulu kala disebutkan ’meninggalkan dunia’ (ini baru terasa pas), tapi dalam perjalanannya menjadi ’meninggal’ atau ’meninggal dunia’. Demikian juga terserah sepertinya lebih cocok kalau dikatakan ’terserahkan’, artinya kita menyerahkan keputusan itu kepada orang yang kita ajak bicara. Namun sekali masyarakatlah yang menjadi penentu lahirnya sebuah idiom. Terserah bahkan kadang-kadang sudah melenceng maknanya seperti dalam ungkapan ’terserah semau gue’.
Di ranah olahraga bertebaran idiom-idiom yang amat cantik seperti dalam kalimat-kalimat berikut ini :

  • Penyerang kesebelasan tuan rumah berhasil mencetak gol pada menit ke 24.

  • Dalam pertandingan semalam pemain berkostum putih hijau itu berhasil menjebol gawang lawan sebanyak dua kali.

  • Pertandingan sepakbola ini berakhir dengan kedudukan kosong-kosong.

  • Pemain bernomor dada duabelas ini harus ditandu keluar lapangan setelah terganjal didepan gawang dan mengalami cedera pada tulang keringnya.

  • Pemain legendaris ini menyatakan akan menggantungkan sepatunya tahun depan.

  • Pemain belakang itu diberi kartu merah karena main kayu.

  • Setelah beristirahat selama tiga bulan karena cedera lutut, dia kembali merumput pada putaran kompetisi tahun ini.

  • Regu bulutangkis Indonesia berhasil mengukir sejarah dengan tinta emas dengan memenangi seluruh event pertandingan.

  • Dua menit sebelum turun minum, kesebelasan kami berhasil menyarangkan satu gol lagi.

Saya tertarik dengan idiom ’tulang kering’ diatas. Apa alasannya disebut tulang kering (dalam istilah kedokteran disebut tibia atau dalam bahasa Inggris shin) tidak ada yang tahu. Ada juga istilah air raksa(dalam bahasa Inggris quicksilver) yang benar-benar bukan termasuk golongan air, rapat (dalam bahasa Inggris meeting), datang bulan (menstruasi), tetek bengekyang berwajib, penjilat, bajak laut ( sulit juga ya membayangkan orang membajak di lautan) dan banyak lagi.
Dan seperti pernah saya tulis didalam artikel yang lain¹ kata berulang menyumbangkan banyak sekali idiom-idiom yang indah seperti berikut ini :

  • Pencopet yang tertangkap itu menjadi bulan-bulanan masyarakat di kampung itu.

  • Pedagang kaki lima selalu bermain kucing-kucingan dengan petugas Pol PP.

  • Sifatnya yang angin-anginan membuat orang takut untuk mendekatinya.

Dan akhirnya saya mau mengomentari soal idiom ucapan terima kasih. Dalam banyak kesempatan kita akan mengucapkan beribu-ribu terima kasih. Namun untuk anggota angkatan bersenjata masing-masing punya idiom tersendiri untuk mengungkapkannya.
Untuk Angkatan Laut akan mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya, untuk Angkatan Udara akan mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya dan untuk Angkatan Darat akan mengucapkanterima kasih yang sebesar-besarnya.

0 komentar:

Post a Comment

 

My Blog List

Followers

Recommended Gadget

  • ads
  • ads
  • ads
  • ads

GAME GADGET Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal